Tutup Iklan
hijab
RajaKomen
PKI

18 September 1948 dan 30 September 1965 PKI dalam Sejarah Indonesia

Admin
22 Sep 2020
Dibaca : 699x


“Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati,” inilah yel-yel yang diteriakkan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pada tahun 1948.
Sejak 18 September 1948, Muso memproklamirkan negara Soviet Indonesia di Madiun. Otomatis, Magetan, Ponorogo, Pacitan menjadi sasaran berikutnya. Kyai di Pondok Takeran Magetan sudah dihabisi oleh PKI. Sekitar 168 orang tewas dikubur hidup-hidup. Kemudian PKI geser ke Ponorogo. Dengan sasaran Pondok Modern Darussalam Gontor.
KH. Imam Zarkasyi (Pak Zar) dan KH Ahmad Sahal (Pak Sahal) dibantu kakak tertua beliau berdua, KH Rahmat Soekarto (yang saat itu menjabat sebagai Lurah desa Gontor), pun berembug bagaimana menyelamatkan para santri dan Pondok.
“Wis Pak Sahal, penjenengan ae sing Budhal ngungsi karo santri. PKI kuwi sing dingerteni Kyai Gontor yo panjengan. Aku tak jogo Pondok wae, ora-ora lek dkenali PKI aku iki. (Sudah Pak Sahal, Anda saja yang berangkat mengungsi dengan para santri. Yang diketahui Kyai Gontor itu ya Anda. Biar saya yang menjaga Pesantren, tidak akan dikenali saya ini,” kata Pak Zar.
Pak Sahal pun menjawab: “Ora, dudu aku sing kudu ngungsi. Tapi kowe Zar, kowe isih enom, ilmu-mu luwih akeh, bakale pondok iki mbutuhne kowe timbangane aku. Aku wis tuwo, wis tak ladenani PKI kuwi. Ayo Zar, njajal awak mendahno lek mati“.
(Tidak, bukan saya yang harus mengungsi, tapi kamu Zar. Kamu lebih muda, ilmumu lebih banyak, pesantren ini lebih membutuhkan kamu daripada saya. Saya sudah tua, biar saya hadapi PKI-PKI itu. Ayo Zar, mencoba badan, walau sampai mati”.
Akhirnya, diputuskanlah bahwa beliau berdua pergi mengungsi dengan para santri. Penjagaan pesantren di berikan kepada KH Rahmat Soekarto.
Berangkatlah rombongan pondok Gontor kearah timur menuju Gua Kusumo, saat ini dikenal dengan Gua Sahal. Mereka menempuh jalur utara melewati gunung Bayangkaki. Pak Sahal pun berujar, “Labuh bondo, labuh bahu, labuh pikir, lek perlu sak nyawane pisan” (Korban harta, korban tenaga, korban pikiran, jika perlu nyawa sekalian akan aku berikan”.
Sehari setelah santri-santri mengungsi, akhirnya para PKI betul-betul datang. Mereka langsung bertindak ganas dengan menggeledah seluruh pondok Gontor.
Tepat pukul 15.00 WIB, PKI mulai menyerang pondok. Senjata ditembakkan. Mereka sengaja memancing dan menunggu reaksi orang-orang di dalam pondok. Setelah tak ada reaksi, mereka berkesimpulan bahwa pondok Gontor sudah dijadikan markas tentara.
Pukul 17.00 WIB, mereka akhirnya menyerbu ke dalam pondok dari arah timur, kemudian disusul rombongan dari arah utara. Tak lama kemudian datang lagi rombongan penyerang dari arah barat. Jumlah waktu itu ditaksir sekitar 400 orang.
Dengan mengendarai kuda pimpinan tentara PKI berhenti didepan rumah pendopo lurah KH. Rahmat Soekarto. Mengetahui kedatangan tamu, lurah Rahmat menyambut tamunya dengan ramah, serta menanyakan maksud dan tujuan mereka.
Tanpa turun dari kuda, pimpinan PKI ini langsung mencecar lurah Rahmat. Kemudian mereka meninggalkan rumah lurah Rahmat, nekat masuk tempat tinggal santri, lalu berteriak-teriak mencari kyai Gontor. “Endi kyai-ne, endi kyai-ne? Kon ngadepi PKI kene …” (Mana Kyainya, mana kyainya? Suruh menghadapi PKI sini…).
Karena tak ada sahutan, mereka pun mulai merusak pesantren. Gubuk-gubuk asrama santri yang terbuat dari gedeg bambu dirusak. Buku-buku santri dibakar habis. Peci, baju-baju santri yang tidak terbawa, mereka bawa ke pelataran asrama. Mereka menginjak-injak dan membakar sarana peribadatan, berbagai kitab dan buku-buku. Termasuk beberapa kitab suci Al-Qur’an mereka injak dan bakar.
Akhirnya, PKI pun kembali kerumah lurah Rahmat, lalu berusaha masuk ke rumah untuk membunuh KH. Rahmat Soekarto. Mereka sambil teriak “Endi lurahe? Gelem melu PKI po ra? Lek ra gelem, dibeleh sisan neng kene…!” (Mana lurahnya? Mau ikut PKI apa tidak? Kalau tidak mau masuk anggota PKI, kita sembelih sekalian di sini).
Namun, tak berapa lama sebelum mereka bisa masuk kerumah lurah Rahmat. Datanglah laskar Hizbullah dan pasukan Siliwangi. Pasukan itu dipimpin KH. Yusuf Hasyim, (putra bungsu KH. Hasyim Asy’ari). Pasukan PKI itu akhirnya lari tunggang langgang, karena serbuan itu. Membiarkan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam keadaan porak poranda.
Semoga sejarah ini menjadi pengingat dan pelajaran berharga untuk perjuangan mempertahankan Islam, Pesantren, Bangsa dan Negara.
 

Berita Terkait
Baca Juga:
Tips Memotret  Dengan Kamera Smartphone Untuk Mendapatkan Hasil Foto Terbaik Dan Keren

Berita Teknologi 28 Jun 2019

Tips Memotret Dengan Kamera Smartphone Untuk Mendapatkan Hasil Foto Terbaik Dan Keren

Tips Memotret  Dengan Kamera Smartphone Untuk Mendapatkan Hasil Foto Terbaik Dan Keren - Diperkirakan lebih dari 100 juta orang pengguna aktif

Mengapa Sulit Berhenti Ketika Makan Keripik?

Berita Kesehatan 29 Feb 2020

Mengapa Sulit Berhenti Ketika Makan Keripik?

Keripik, ini adalah salah satu camilan yang populer. Siapa yang bisa menolak jika ditawari stoples dengan isi keripik di dalamnya. Keripik singkong atau

Tips Memilih Layanan Pinjaman Online Terbaik dan Terpercaya

Berita Teknologi 25 Sep 2020

Tips Memilih Layanan Pinjaman Online Terbaik dan Terpercaya

Financial Technology adalah salah satu perkembangan teknologi yang memberikan banyak kemudahan bagi seseorang untuk mengajukan pinjaman secara online dan tanpa

Ayo, Berwisata Kuliner Ke Dapur Membuat Bakso Seblak!

Tempat Kuliner 17 Apr 2020

Ayo, Berwisata Kuliner Ke Dapur Membuat Bakso Seblak!

Wisata kuliner, mungkin ini adalah salah satu hal yang dirindukan oleh banyak orang di masa kini. Ketika mobilitas semakin terbatas. Apalagi sudah diberlakukan

Kasus Korupsi Pejabat yang Tidak Diproses KPK di Jaman Jokowi

Berita Politik 29 Jan 2024

Kasus Korupsi Pejabat yang Tidak Diproses KPK di Jaman Jokowi

Korupsi merupakan salah satu masalah serius di Indonesia yang telah merugikan negara dan rakyatnya. Para pejabat yang seharusnya menjadi teladan dan

Bingung Mau Melakukan Apa di Akhir Pekan? Yuk, Mengolah Paprika Si Sumber Vitamin E!

Berita Kesehatan 4 Apr 2020

Bingung Mau Melakukan Apa di Akhir Pekan? Yuk, Mengolah Paprika Si Sumber Vitamin E!

Akhir pekan, saatnya untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Akhir pekan saatnya libur dari urusan pekerjaan kantor. Walaupun (mungkin) kalian

RajaKomen
Copyright © DisiniSaja.com 2024 - All rights reserved
Copyright © DisiniSaja.com 2024
All rights reserved