8 Hal Yang ada di Dalam Pikiran Konsumen Ketika membeli produk

Orang tidak suka dijual, tetapi suka membeli.              

Moto penjualan tersebut tetap berdiri hingga sekarang karena hal ini memang benar kalau manusia selalu mempertimbangkan berbagai hal agar sesuai dengan pola pikir dan kondisi psikologinya ketika membuat keputusan seperti keputusan untuk membeli produk atau tidak, tetapi mereka tidak suka jika ada seseorang yang ingin menjual sesuatu kepada mereka.

Pemikiran seperti inilah yang membuat para marketer merasa penasaran dengan apa saja yang dipikirkan oleh rata-rata konsumen ketika membeli produk karena nantinya mereka bisa menyesuaikan pesan marketing mereka agar sesuai dengan kebutuhan konsumen..

Berikut 8 hal yang ada di dalam pikiran konsumen ketika membeli produk:

1. Urgensi

Urgensi terbukti dapat menentukan durasi pengambilan keputusan karena jika produk atau layanan bersifat lebih penting seperti makanan atau minuman, maka pembeli tidak akan membuang banyak waktu untuk berpikir. Jika produknya tidak begitu penting seperti obat rambut, maka durasinya akan lebih lama.

Jika anda kebetulan menjual produk yang kebutuhannya tidak terlalu penting, anda bisa menciptakan sensasi urgensi dengan memasukkan pesan yang dapat memicu rasa urgensi itu seperti:

Beli sekarang
Diskon sampai....

2. Visual atau tampilan

Visual dapat menangkap perhatian pembaca lebih efektif. Coba saja anda lihat iklan-iklan yang dipasang oleh perusahaan. Hampir semuanya mengandung unsur estetika, warna, dan gambar.

Maka dari itu, anda perlu melengkapi iklan anda dengan hal-hal tersebut agar tidak dianggap bosan.

3. Brand

Sebuah studi sudah menunjukkan kalau 67% konsumen lebih mau untuk berbelanja dari brand yang sudah mereka kenal daripada brand yang belum pernah mereka dengar.

Contohnya Adidas, Nike, Coca-Cola, dan Sony merupakan brand paling terkenal. Tingginya kesadaran brand tersebut membuat konsumen lebih percaya untuk membeli brand daripada brand yang lebih superior tetapi jarang didengar.

4. Review

Review khususnya pada transaksi B2C sangat penting karena konsumen biasanya akan mencari review seputar produk pilihan mereka untuk memastikan kalau produk tersebut memang bagus dan cocok untuk dirinya.

Penting sekali bagi anda untuk mengumpulkan review-review terbaik agar konsumen tidak keluar untuk mencari review karena tidak semua hasil review akan memberikan ekspresi yang positif.

5. Pilihan

Pilihan juga berpengaruh terhadap proses pembelian karena semakin banyak pilihan, maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk menentukan produk mana yang harus dibeli.

Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya, jika pilihan semakin terbatas, maka durasi pengambilan keputusan bisa dipotong menjadi lebih singkat.

6. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan inti dari penjualan. Apakah anda mau membeli barang dari seseorang yang tidak dikenal?

Kalau anda memiliki akal sehati, tentu tidak.

Maka dari itu, membangun hubungan terlebihi dahulu dengan konsumen adalah langkah penting untuk mendorongnya ke tahap pembelian.

7. Komitmen

Membeli barang tentu membutuhkan komitmen yang cukup besar sehingga tidak heran jika kebanyakan orang selalu menolak ketika ditawari suatu produk.

Untuk mengakali hal ini, mulailah dari yang kecil seperti membeli barang yang murah atau mendapatkan email dari mereka.

Perlu anda ingat sekalinya orang membeli dari anda, dia bukan lagi seorang prospek, tetapi konsumen.

8. Emosi

Pembelian tentu harus berdasarkan alasan yang rasional dan tidak terpengaruhi oleh emosi.

Pada kenyataannya, manusia tidak akan pernah lepas dari pengaruh emosi termasuk ketika mereka membeli suatu produk. Jika tidak ada unsur emosi, maka keputusan akan terasa sangat sulit untuk diambil.

Manusia membutuhkan emosi agar mendapat spontanitas dan meyakinkan otak mereka kalau produk tersebut cocok untuk dirinya.